Duduk ia seorang diri di balkon meniup gelembungnya
Ada memori terkuak dalam tiap gelembung yang menari bersama angin
Mata sembabnya berusaha menangkap tiap tarian gelembung itu
Mengenang tawa, asa, serta tiap inci perjalanan yang pernah mereka tuai bersama
Mata gadis itu kembali nanar waktu gelembung-gelembungnya didera angin
Susah payah ia menarik nafas dari dadanya yang sesak sebelum kembali meniup
Satu tiupan lembut dan panjang,
Lalu puluhan gelembung kecil lahir dari lingkaran kawat di genggam tangannya yang bergetar
Ia tersenyum memandangi nafasnya yang kemudian melebur jadi satu bersama angin
"Aku kirim doa dan rindu untukmu lewat udara", bisiknya dalam hati