Tapi juga mengacak-acak kamarku
Mereka membuatku tidak bisa konsentrasi belajar
Tapi kehadiran mereka, membuatku jadi lebih semangat
Kuminta mereka jangan bergerak,
Mereka malah berguling-guling
Kusuruh mereka jangan bersuara,
Mereka malah menyanyikan lagu Avatar
Mereka membuatku berteriak
Karena kesal
Karena gemas
Karena mereka lucu
Mereka tertawa-tawa sambil menyodok betisku seolah itu bola billiard
Lalu mereka mulai menyodok boneka-boneka dan segala harta benda di kamarku
Sementara aku menahan tawa dan mencoba kembali berkonsentrasi pada psikologi eksperimen,
Mereka kembali berguling-guling dan meronta-ronta sambil menyanyikan lagu-lagu yang tidak masuk akal
Hmmmm
Apakah sepuluh tahun lagi kami masih bisa seperti ini?
Beberapa menit kemudian mereka merapikan kamarku dan pergi ke kamar mereka
Sedangkan aku harus tetap di kamar, berkutat dengan berkas-berkas eksperimen
Kamar jadi sepi
Aku bisa mendengar mereka kembali tertawa-tawa di kamar sebelah
Dan aku ingat,
Mereka adalah satu alasan mengapa aku tidak mau ke sekolah asrama di Jakarta
Mereka adalah alasan mengapa aku tidak pernah ingin menjadi dewasa
Karena aku ingin selalu bersama mereka
Aku ingin ikut berguling-guling tiap saat
Ikut menyanyikan lagu-lagu tidak masuk akal
Dan melakukan hal-hal bodoh lain yang selalu mereka lakukan dengan penuh kebebasan dan keceriaan
Mempertahankan kepolosan anak kecil sementara pada saat yang sama kami harus tumbuh dewasa
Dua makhluk itu adalah adikku,
Dinda dan Dimas.
Semoga apapun yang terjadi
Walau kita sudah tua dan punya segudang anak cucu,
Jiwa yang bebas dan ceria itu akan tetap ada
Hey, i love you monkeys! :D
Mereka membuatku tidak bisa konsentrasi belajar
Tapi kehadiran mereka, membuatku jadi lebih semangat
Kuminta mereka jangan bergerak,
Mereka malah berguling-guling
Kusuruh mereka jangan bersuara,
Mereka malah menyanyikan lagu Avatar
Mereka membuatku berteriak
Karena kesal
Karena gemas
Karena mereka lucu
Mereka tertawa-tawa sambil menyodok betisku seolah itu bola billiard
Lalu mereka mulai menyodok boneka-boneka dan segala harta benda di kamarku
Sementara aku menahan tawa dan mencoba kembali berkonsentrasi pada psikologi eksperimen,
Mereka kembali berguling-guling dan meronta-ronta sambil menyanyikan lagu-lagu yang tidak masuk akal
Hmmmm
Apakah sepuluh tahun lagi kami masih bisa seperti ini?
Beberapa menit kemudian mereka merapikan kamarku dan pergi ke kamar mereka
Sedangkan aku harus tetap di kamar, berkutat dengan berkas-berkas eksperimen
Kamar jadi sepi
Aku bisa mendengar mereka kembali tertawa-tawa di kamar sebelah
Dan aku ingat,
Mereka adalah satu alasan mengapa aku tidak mau ke sekolah asrama di Jakarta
Mereka adalah alasan mengapa aku tidak pernah ingin menjadi dewasa
Karena aku ingin selalu bersama mereka
Aku ingin ikut berguling-guling tiap saat
Ikut menyanyikan lagu-lagu tidak masuk akal
Dan melakukan hal-hal bodoh lain yang selalu mereka lakukan dengan penuh kebebasan dan keceriaan
Mempertahankan kepolosan anak kecil sementara pada saat yang sama kami harus tumbuh dewasa
Dua makhluk itu adalah adikku,
Dinda dan Dimas.
Semoga apapun yang terjadi
Walau kita sudah tua dan punya segudang anak cucu,
Jiwa yang bebas dan ceria itu akan tetap ada
Hey, i love you monkeys! :D